ospek merupakan ladang subur bagi para aktifis organisasi mahasiswa
baik mereka yang aktif dalam organisasi ekstra kampus dan intra kampus.
Para aktifis ini biasanya memasukan nilai-nilai keorganisasianya pada
para mahasiswa baru yang kemudian di arahkan untuk mengikuti jejak para
seniornya terjun dalam keorganisasian.
sangat bagus ketika para mahasiswa baru dibimbing dan diarahkan untuk
menjadi mahasiswa aktifis, bukan menjadi mahasiswa yang hedonis atau
romantis, namun sekarang ini cukup sulit untuk di bedakan antara
mahasiswa aktifis dan mahasiswa romantis karena dalam mahasiswa aktifis
secara mayoritas prilaku romantis sangat dominan. terlihat dari para
senior yang mendekati para mabanya untuk di jadikan pacar dan masuk
dalam organisasinya.
terdengar dari beberapa obrolan senior-senior organisasi yang ada di
kantin dan beberapa tempat nongkrong bahkan dalam bas camp mereka,
obrolanya adalah mana mahasiswa baru yang cantik, bukan obrolan
bagaimana mengarahkan maba dengan agenda-agenda agar mereka bisa
berfikir kritis terhadap kondisi diri, lingkungan dan negaranya.
sehingga di harapkan mereka akan mengetahui, bisa memilah dan memilih
mana yang baik bagi kepentingan bersama.
disisi lain ajakan untuk mengikuti organisasinya
dengan embel-embel “jika kalian ingin menjadi sukses dalam perkuliahan
maka ikutilah organisasi ini, karena kita yang memiliki kampus ini
dengan masa yang paling besar”. Para maba yang tidak mengetahui bagaiman
kegiatan keorganisasian dalam dunia kampus yang dipenuhi dengan
kepentingan para senior untuk medapatkan kedudukan diwilayah politis.
pejabat kampus menduduki BEM dan seterusnya sampai pada tataran HMJ.
Karena ketika mereka bisa menduduki jabatan tersebut maka dengan mudah
untuk mendapatkan proyek dan proyek-proyek korupsi yang lainya.
doktrin-doktrin lain dari para senior organisasi yang berkuasa adalah
kalian akan sulit dalam perkuliahan ketika tidak mengikuti organisasi
ini. memang mereka yang memiliki kuantitas paling besar dalam kampus
tapi apakah kuantitas mereka sebanding dengan kualitas mereka???.
realitas yang menjawab, kemarin dalam pemilihan BEM saja terdapat
keributan yang hampir beberapa hari tidak selesai, pertarungan dua partai
mahasiswa yang di motori dari dua organisasi ekstra kampus yang saling
berebut jabatan yang tetapi masih diredakan.
kemudian dalam kenaikan spp dan biaya registrasi masuknya mahasiswa
baru tidak ada organisasi mahasiswa yang menyikapi dan menentang
kebijakan yang tidak memihak pada mahasiswa tersebut hanya terdapat satu
organisasi itupun dari subnya bukan dari pusatnya. justru mereka malah
sibuk dengan perebutan kekuasaan tersebut.
dari sinilah bagi para organisasi yang ingin menguasai kampus maka
harus memiliki masa yang besar untuk kemengan dan untuk mendapatkan
kemenagan maka segala cara dilakukan. Maka dengan itu para maba
dimasukan dalam oraganisasi kemudian dibuatkan pelatihan dan setelah
mereka resmi menjadi anggota maka akan menjadi alat yang paling tajam
untuk menusuk mendapatkan kursi jabatan dalam kampus.
setelah pelatihan dan resi mendaptkan jabatan dalam kampus maka
mereka yang menjadi anggota akan ditelantarkan tidak ada bimbingan hanya
agenda-agenda formalitas saja.
Ini semua dari pengalaman saya, dan cerita ini belum selesai, masih banyak yang ingin saya ceritakan, nantinya...
No comments:
Post a Comment