Ini tugas Modul 1.2. a.3 Mulai dari
Diri — Nilai-Nilai dan Peran Guru Penggerak. Tugas yang saya kerjakan dala satu
hari sebagai salah satu Calon Guru Penggerak Angkatan 6. Nah, gambar di
atas itu hasilnya.
Untuk membuat trapesium usia di atas,
ada beberapa langkah yang harus saya lakukan. Pertama, buat garis miring ke
kanan atas. Ini usia sekolah. Saya terakhir bersekolah usia 21 tahun, saat
lulus S1. Kedua, tarik garis ke kanan. Ini menunjukkan usia aktif kerja kita.
Di ujung garis itu saya tulis 60 tahun sebagai usia pensiun saya. Sementara 26 tahun
adalah usia saya sekarang. Ketiga, ingat dua peristiwa penting yang terjadi di
usia saya. Peristiwa tersebut bisa positif dan negatif. Hitunglah selisih
antara usia sekarang dan kedua peristiwa tersebut.
Mengapa mesti trapesium ini? Tidak
membutuhkan waktu yang lama untuk mendapat jawabannya karena setelah instruksi
di atas diikuti oleh beberapa pertanyaan. Di antaranya:
- Mengapa
momen yang terjadi di masa sekolah masih dapat dirasakan dan mungkin masih
dapat memengaruhi diri Anda di masa sekarang?
- Menurut
Anda, apa saja peran dari seorang Guru jika dikaitkan dengan trapesium
usia?
- Buatlah
1-2 kalimat yang dapat menggambarkan nilai-nilai yang Anda percayai
sebagai seorang Guru, menggunakan kata-kata berikut: Guru, Murid, Belajar,
Makna.
Jawaban ketiga pertanyaan tersebut di
atas inilah yang menjawab keingintahuan saya atas trapesium ini. Mau tahu
jawaban saya atas pertanyaan di atas? Boleh. Sebelumnya saya share dulu ya
peristiwa positif dan negatif yang saya alami ketika bersekolah. Saya mulai
dari yang positif dulu ya kawan.
Peristiwa negatif terjadi ketika saya
kelas dua SMP. Saya belum terlalu paham tentang pertemanan. Bahkan bisa dikatakan
tidak punya teman jadi ketika saya diajak seseorang untuk begabung dalam
kumpulan beberapa orang yang bisa di katakan geng. Karena di dalamnya adalah orang-orang
berandalan atau nalak di sekolah saya. Saat itu saya tidak mengerti hanya berpikir
sudah banyak teman dan banyak melakukan hal-hal hal-hal yang
sifatnya hanya bersenang-senang bahkan saat itu aku melihat banyak kejadian
bullying yang terjadi dihadapanku dan korbannya orang lain, banyak hal negatif
yang aku lihat namun ku lakukan seperti, Makan Di bulan puasa memajak siswa
lain dan merokok serta hal yang sampai saat ini saya tidak bisa lupakan
menghidupkan petasan di ruang kelas. hingga aku mendapatkan teguran oleh guru
IPS saya. mungkin dia tahu kalau saya hanya ikut-ikutan dan
memberikan saya Ya arahan saja supaya tidak untuk bergabung ke dalam kumlan
siswa atau geng itu lagi dan kumpulan siswa itu dihukum. Syukurnya saya
hanya melihat aktivitas mereka dan tidak mengikuti apa yang mereka
lakukan selama bergabung dengan kumpulan siswa tersebut.
Peristiwa negatif terjadi ketika saya kelas dua SMP. Saya belum terlalu
paham tentang pertemanan. Bahkan bisa dikatakan tidak punya teman jadi ketika
saya diajak seseorang untuk begabung dalam kumpulan beberapa orang yang bisa di
katakan geng. Karena di dalamnya adalah orang-orang berandalan atau nalak di
sekolah saya. Saat itu saya tidak mengerti hanya berpikir sudah banyak teman
dan
Banyak melakukan hal-hal hal-hal yang sifatnya hanya bersenang-senang
bahkan saat itu aku melihat banyak kejadian bullying yang terjadi dihadapanku
dan korbannya orang lain, banyak hal negatif yang aku lihat namun ku lakukan
seperti, Makan Di bulan puasa memajak siswa lain dan merokok serta hal
yang sampai saat ini saya tidak bisa lupakan menghidupkan petasan di ruang kelas.
hingga aku mendapatkan teguran oleh guru IPS saya. mungkin Dia tahu kalau
saya hanya ikut-ikutan dan memberikan saya Ya Rahman supaya tidak untuk
bergabung ke dalam rombongan atau geng itu lagi syukurnya Saya hanya
melihat aktivitas mereka dan tidak mengikuti apa yang mereka lakukan.
Belajar dari pengalaman saya ketika melanjutkan ke SMK, saya
mengikuti organisasi Pramuka di sini saya banyak teman yang melakukan
aktivitas-aktivitas positif yang bisa mengembangkan diri secara pribadi untuk
lebih baik lagi dan Banyak mengikuti Kegiatan yang banyak manfaatnya
seperti mengikuti Lomba-lomba melatih kekompakan dan aktivitas bakti
sosial. Hingga berlanjut ke kuliah saya mengikuti organisasi dan ikut dalam
Badan Eksekutif Mahasiswa dan diberikan amanat bergabung di Departemen Sosial
melakukan kegiatan donor darah ah bersama PMI dan kegiatan sosial di luar
kampus pernah juga membagikan masker pada saat Sumatera Selatan dilanda
karhutla dan diapresiasi oleh kepolisian Kota Lubuklinggau.
***
Mengapa saya bisa mengingat dengan
jelas kedua peristiwa di atas?
Saya masih mengingat dengan jelas
peristiwa tersebut karena keduanya sangat bermakna. Memberi kesan yang dalam.
Peristiwa yang mengesankan baik positif maupun negatif akan mendapatkan tempat
tersendiri dalam pikiran kita dibanding dengan peristiwa yang biasa-biasa saja.
Nah, ketika saya mendapat pertanyaan
temukan peristiwa positif dan negatif di sepanjang usia sekolah, radar di otak
saya langsung menuju dua peristiwa di atas karena mereka benar-benar bermakna.
Lalu, apa saja peran guru
terkait trapesium di atas? Pepatah mengatakan pengalaman adalah guru terbaik.
Dan itu benar adanya. Pengalaman akan membentuk kedewasaan seseorang. Guru yang
kaya akan pengalaman tentu akan mempunyai pengetahuan awal yang lebih banyak
dibanding mereka yang miskin pengalaman.
Pengalaman inilah yang akan digunakan
guru ketika berhadapan dengan siswa. Bagaimana seharusnya ia bersikap jika
berhadapan dengan siswa A misalnya. Tentunya berbeda ketika menghadapi siswa B.
Mengapa demikian? Karena setiap individu itu unik.
Untuk menutup tulisan ini saya akan
menjawab tantangan di pertanyaan ketika yaitu membuat 1-2 kalimat yang
mengandung kata Guru-belajar-murid-makna.
Ini jawaban saya:
Guru adalah profesi yang mulia, dengan demikian, ia
harus mewariskan hal-hal positif bagi para murid dalam belajar
agar pembelajaran yang mereka peroleh benar-benar bermakna sepanjang
hayat.
Lubuklinggau, 12 September 2022