Monday, September 12, 2022

1.2.a.3. Mulai dari diri - Modul 1.2 Trapesium

 



 

Ini tugas Modul 1.2. a.3 Mulai dari Diri — Nilai-Nilai dan Peran Guru Penggerak. Tugas yang saya kerjakan dala satu hari sebagai salah satu Calon Guru Penggerak Angkatan 6.  Nah, gambar di atas itu hasilnya.

Untuk membuat trapesium usia di atas, ada beberapa langkah yang harus saya lakukan. Pertama, buat garis miring ke kanan atas. Ini usia sekolah. Saya terakhir bersekolah usia 21 tahun, saat lulus S1. Kedua, tarik garis ke kanan. Ini menunjukkan usia aktif kerja kita. Di ujung garis itu saya tulis 60 tahun sebagai usia pensiun saya. Sementara 26 tahun adalah usia saya sekarang. Ketiga, ingat dua peristiwa penting yang terjadi di usia saya. Peristiwa tersebut bisa positif dan negatif. Hitunglah selisih antara usia sekarang dan kedua peristiwa tersebut.

Mengapa mesti trapesium ini? Tidak membutuhkan waktu yang lama untuk mendapat jawabannya karena setelah instruksi di atas diikuti oleh beberapa pertanyaan. Di antaranya:

  1. Mengapa momen yang terjadi di masa sekolah masih dapat dirasakan dan mungkin masih dapat memengaruhi diri Anda di masa sekarang?
  2. Menurut Anda, apa saja peran dari seorang Guru jika dikaitkan dengan trapesium usia?
  3. Buatlah 1-2 kalimat yang dapat menggambarkan nilai-nilai yang Anda percayai sebagai seorang Guru, menggunakan kata-kata berikut: Guru, Murid, Belajar, Makna.

Jawaban ketiga pertanyaan tersebut di atas inilah yang menjawab keingintahuan saya atas trapesium ini. Mau tahu jawaban saya atas pertanyaan di atas? Boleh. Sebelumnya saya share dulu ya peristiwa positif dan negatif yang saya alami ketika bersekolah. Saya mulai dari yang positif dulu ya kawan.

Peristiwa negatif terjadi ketika saya kelas dua SMP. Saya belum terlalu paham tentang pertemanan. Bahkan bisa dikatakan tidak punya teman jadi ketika saya diajak seseorang untuk begabung dalam kumpulan beberapa orang yang bisa di katakan geng. Karena di dalamnya adalah orang-orang berandalan atau nalak di sekolah saya. Saat itu saya tidak mengerti hanya berpikir sudah banyak teman dan banyak melakukan hal-hal hal-hal yang sifatnya hanya bersenang-senang bahkan saat itu aku melihat banyak kejadian bullying yang terjadi dihadapanku dan korbannya orang lain, banyak hal negatif yang aku lihat namun ku lakukan seperti, Makan Di bulan puasa memajak siswa lain  dan merokok serta hal yang sampai saat ini saya tidak bisa lupakan menghidupkan petasan di ruang kelas. hingga aku mendapatkan teguran oleh guru IPS saya.  mungkin dia tahu kalau saya hanya ikut-ikutan  dan memberikan saya Ya arahan saja supaya tidak untuk bergabung ke dalam kumlan siswa atau geng itu lagi dan kumpulan siswa itu dihukum. Syukurnya saya hanya  melihat aktivitas mereka dan tidak mengikuti apa yang mereka lakukan selama bergabung dengan kumpulan siswa tersebut.

Peristiwa negatif terjadi ketika saya kelas dua SMP. Saya belum terlalu paham tentang pertemanan. Bahkan bisa dikatakan tidak punya teman jadi ketika saya diajak seseorang untuk begabung dalam kumpulan beberapa orang yang bisa di katakan geng. Karena di dalamnya adalah orang-orang berandalan atau nalak di sekolah saya. Saat itu saya tidak mengerti hanya berpikir sudah banyak teman dan 

Banyak melakukan hal-hal hal-hal yang sifatnya hanya bersenang-senang bahkan saat itu aku melihat banyak kejadian bullying yang terjadi dihadapanku dan korbannya orang lain, banyak hal negatif yang aku lihat namun ku lakukan seperti, Makan Di bulan puasa memajak siswa lain  dan merokok serta hal yang sampai saat ini saya tidak bisa lupakan menghidupkan petasan di ruang kelas. hingga aku mendapatkan teguran oleh guru IPS saya.  mungkin Dia tahu kalau saya hanya ikut-ikutan  dan memberikan saya Ya Rahman supaya tidak untuk bergabung ke dalam rombongan atau geng itu lagi syukurnya Saya hanya  melihat aktivitas mereka dan tidak mengikuti apa yang mereka lakukan.

 

Belajar dari pengalaman saya ketika melanjutkan ke SMK,  saya mengikuti organisasi Pramuka di sini saya banyak  teman yang melakukan aktivitas-aktivitas positif yang bisa mengembangkan diri secara pribadi untuk lebih baik lagi dan Banyak mengikuti Kegiatan yang banyak manfaatnya seperti  mengikuti Lomba-lomba melatih kekompakan dan aktivitas bakti sosial. Hingga berlanjut ke kuliah saya mengikuti organisasi dan ikut dalam Badan Eksekutif Mahasiswa dan diberikan amanat bergabung di Departemen Sosial melakukan  kegiatan donor darah ah bersama PMI dan kegiatan sosial di luar kampus pernah juga membagikan masker pada saat Sumatera Selatan dilanda karhutla dan diapresiasi oleh kepolisian Kota Lubuklinggau.

***

Mengapa saya bisa mengingat dengan jelas kedua peristiwa di atas?

Saya masih mengingat dengan jelas peristiwa tersebut karena keduanya sangat bermakna. Memberi kesan yang dalam. Peristiwa yang mengesankan baik positif maupun negatif akan mendapatkan tempat tersendiri dalam pikiran kita dibanding dengan peristiwa yang biasa-biasa saja.

Nah, ketika saya mendapat pertanyaan temukan peristiwa positif dan negatif di sepanjang usia sekolah, radar di otak saya langsung menuju dua peristiwa di atas karena mereka benar-benar bermakna.

Lalu, apa saja peran  guru terkait trapesium di atas? Pepatah mengatakan pengalaman adalah guru terbaik. Dan itu benar adanya. Pengalaman akan membentuk kedewasaan seseorang. Guru yang kaya akan pengalaman tentu akan mempunyai pengetahuan awal yang lebih banyak dibanding mereka yang miskin pengalaman.

Pengalaman inilah yang akan digunakan guru ketika berhadapan dengan siswa. Bagaimana seharusnya ia bersikap jika berhadapan dengan siswa A misalnya. Tentunya berbeda ketika menghadapi siswa B. Mengapa demikian? Karena setiap individu itu unik.

Untuk menutup tulisan ini saya akan menjawab tantangan di pertanyaan ketika yaitu membuat 1-2 kalimat yang mengandung kata Guru-belajar-murid-makna.

Ini jawaban saya:

Guru adalah profesi yang mulia, dengan demikian, ia harus mewariskan hal-hal positif bagi para murid dalam belajar agar pembelajaran yang mereka peroleh benar-benar bermakna sepanjang hayat.

 

 

Lubuklinggau, 12 September 2022