Kalau belum bisa membalas budi seseorang yang pernah membantu kita, setidaknya ya jangan jadi orang yang 'lupa kulit'. Bersikap baiklah.
Ada kalanya, punya hutang budi itu membuat kita seperti punya hutang
sebegitu besarnya yang seakan ingin segera mengembalikan kebaikan pula.
Punya hutang duit enak. Tinggal menghitung jumlah dan kembalikan begitu
saja. Tapi, berhutang budi sama orang itu terikat sepanjang masa.
Yang jelas, jangan pernah melupakan siapa pun org yg sudah sangat besar
berjasa mengangkat kita hingga, mungkin kita pny perbaikan status
sosial.
Kesadaran akan balas budi itu berhubungan dgn mental kita. Banyak orang2
yang melupakan hutang budi. "Dulu ya dulu. Sekarang ya sekarang."
Kita ini semakin berkurang usia. Semoga selalu ada waktu untuk merenung.
Siapa orang yang sudah turut membantu kita hingga, kita sukses.
Tidak ada hal yang lebih mengharukan jika, kita mampu menjaga
silaturrahmi dgn orang yg sudah pernah baik dengan kita. Dia berharap
sapamu!
Beliau2 'berharap sapamu!' Bukan berharap jawabanmu, "Ada apa?" Kala
beliau2 ingin menyapamu terlebih dahulu. Itu bukan jawaban yang hangat.
Semua sisi kehidupan itu punya etikanya masing2. Semua ingin dijaga agar
mampu menjaga perasaan siapa pun yang bersinggungan dengan kita.
Jadi, jangan pernah menyakiti beliau siapa pun yang pernah membantu kita melewati kesulitan. Belajarlah mengingat proses.