BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Drama merupakan salah satu dari tiga macam genre sastra sebagai cabang kesenian
yang mandiri. Secara etimologi, kata “drama” berasal dari bahasa Yunani
"draomai" yang berarti “menirukan”, selanjutnya dalam pengertian umum
diartikan “berbuat, berlaku, bertindak, atau beraksi”. .
Drama juga diklasifikasikan menjadi drama dalam bentuk naskah dan drama yang
dipentaskan. Drama dalam bentuk naskah merupakan salah satu genre sastra yang
disejajarkan dengan puisi dan prosa. Sedangkan drama dalam bentuk pentas adalah
jenis kesenian mandiri yang merupakan integrasi antara berbagai jenis kesenian
seperti musik, tata lampu, seni lukis (dekor, panggung), seni kostum, seni
rias, dan sebagainya.
Naskah
drama “Mak Comblang” yang merupakan adaptasi dari “The Mariage” karya Nikolai
Gogol agaknya cukup menarik untuk dijadikan bahan analisis karena bercerita
mengenai hal-hal atau kejadian yang mungkin dekat dengan kehidupan di sekitar
kita. Naskah drama ini juga menyinggung segala macam tingkah manusia,
orang-orang yang ambisius, angkuh, sok priyayi, kenes dan mmbanggakan diri
secara berlebihan, serta orang yang kehilangan akal sehatnya karena haus
kekayaan. Mereka menganggap perkawinan hanyalah transaksi dagang yang selalu
harus memperhitungkan untung dan rugi secara materi.
Seorang
wanita bernama Ambarita yang dikenalkan oleh Ny. Eliya kepada lima orang pria
dengan berbagai macam karakter untuk dijadikan suami ternyata mengalami
kebingungan. Ny. Eliya menjadi “Mak Comblang” dalam usaha Ambarita
mencari suami. Namun urusan percomblangan ini malah menjadi
berbelit-belit oleh ulah Karim.
Naskah drama “Mak Comblang” yang menceritakan tentang kehidupan yang
dekat dengan apa yang ada dalam kehidupan nyata dengan cerita yang ringan dan
adegan-adegan yang mengandung humor. Naskah ini juga memuat cerita yang penuh
kejutan. Hal ini lah yang membuat penulis untuk mencoba mengkaji naskah drama
berjudul “Mak Comblang” dengan pendekatan struktural.
B. Perumusan
Masalah
Perumusan masalah dalam analisis stuktur naskah drama “Mak Comblang” hanya dititikberatkan pada analisis stuktur
dan unsur-unsur intrinsik.
C.
Tujuan
Tujuan dari menganalisis stuktur naskah drama
“Mak Comblang ” dengan pendekatan Objektif adalah untuk dapat menganalisis stuktur
dan unsur-unsur intrinsik dari naskah drama yang dianalisis.:
D.
Manfaat
Kita dapat mengetahui dan menganalisis stuktur
naskah drama “Mak
Comblang” ataupun yang lain
dengan pendekatan Objektif khususnya untuk saya sendiri dan umumnya untuk kita semua.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Hakekat Drama
Beberapa pengertian Drama menurut para ahli :
Menurut kintoko, drama adalah
proses pemeranan diri kita menjadi seseorang yang harus diperankan di dalam
pementasan. Drama adalah kehidupan sehari-hari yang dipentaskan dengan sistematis
dan menarik.
Menurut Wiyanto, drama adalah
hidup yang dilukiskan dengan gerak. Konflik dari sifat manusia merupakan sumber
pokok drama.
Menurut
Budianta, drama adalah sebuah genre sastra yang memperlihatkan secara verbal
adanya dialog atau cakapan di antara tokoh-tokoh yang ada.
Drama merupakan salah satu karya sastra dalam
bentuk adegan atau pertunjukan. Biasanya drama menampilkan sesuatu atau hal
tentang kehidupan sehari – hari. Penulis naskah atau sutradara, ingin
menyampaikan pesan atau keingininannya melalui pementasan drama. Seolah – olah
penulis mencurahkan isi hatinya dan mengajak para peminat sastra bahkan
penonton untuk menikmati dan merasakan kejadian – kejadian dalam kehidupan
sekitar.
Drama ada yang sifatnya mengkritik , lelucon
atau komedi , percintaan, tragedi, pantonim dan lain sebagainya . Kejadian –
kejadian dalam cerita biasanya dipaparkan dalam bentuk dialog atau secara
lisan. Kehidupan dan watak pelaku digambarkan melalui acting yang dipentaskan
dalam adegan drama tersebut. Umumnya drama terbagi menjadi beberapa adegan yang
berkaitan.
B. Pendekatan Objektif Naskah Drama “Bila Malam Bertambah Malam”
Pendekatan Objektif adalah
pendekatan sastra yang menganalisis struktur atau unsur-unsur pokok, sering
juga disebut sebagai unsur intrinsik. Unsur intrinsik Naskah Drama “Bila Malam Bertambah Malam”antara lain :
1.
Tema
Dalam
naskah drama “Mak Comblang” tema yang diangkat adalah mengenai
percintaan. Di mana dari tema percintan ini ditarik sebuah cerita unik
dengan bumbu percomblangan atau jodoh menjodohkan.
2.
Alur
Alur
atau kerangka drama Bila Malam Bertambah Malam karya Putu
Wijaya menggunakan alur maju, karena diceritakan secara runtut dari awal hingga
akhir. Oleh karena itu, unsur-unsur plot meliputi:
Alur
atau plot adalah jalan cerita yang merupakan rangkaian peristiwa yang saling
berhubungan sehingga terjalin suatu cerita. Seperti dikemukakan oleh Rusyana
(1978 : 67), yang dimaksud alur atau jalannya cerita adalah rangkaian cerita
yang di bentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa sehingga menjalin suatu cerita.
Ada pun alur atau plot yang terdapat dalam naskah drama “Mak Comblang” yang
mengususng alur maju penulis uraikan menjadi beberapa segmen sebagai berikut :
a. Pengenalan
Situasi Cerita
Cerita
dimulai ketika Akhmad merasa kebingungan menentukan pilihan apakah ia harus
menikah atau tidak. Pada saat seperti ini muncul sosok Karim yang
menginginkan Akhmad untuk segera menikah. Terjadi perdebatan antara
Akhmad dan Karim. Kemudian tokoh Ny. Eliya masuk ke dalam cerita dengan
menawarkan kepada Akhmad untuk menikahi seorang gadis bernama Ambarita.
b. Menuju
Adanya Konflik
Pemunculan
konflik dimulai saat ternyata Ny. Eliya mencarikan calon suami untuk Ambarita
lebih dari satu orang. Hal ini tentu membingungkan Ambarita untuk
menentukan pilihannya. Terlebih semua calon yang dibawa oleh Ny. Eliya
memperebutkannya.
c. Puncak
Konflik
Persaingan
antar tokoh yang menjadi kandidat untuk dipilih oleh Ambarita sebagai suami
semakin memanas. Bujukan-demi bujukan diterima oleh Ambar dan hal ini
membuatnya sangat kebingungan menentukan pilihan. Intrik demi intrik pun
muncul untuk mendapatkan hati Ambarita. Karim pun gencar sekali merayu
Ambarita untuk memilih Akhmad. Dengan segala intriknya Karim
menyingkirkan kandidat-kandidat lain calon suami Ambarita untuk menjadikan
Akhmad sebagai satu-satunya calon.
d. Penyelesaiann
Akhirnya
Ambarita memilih akhmad sebagai calon suaminya. Namun saat perhelatan
pernikahan Ambarita dengan Akhmad akan dimulai, Akhmad malah melarikan diri
dengan loncat keluar melalui jendela untuk menghindari pernikahan.
3.
Latar
a.
Latar Tempat
Ada
beberapa latar tempat yang terdapat pada naskah drama “Mak Comblang” , antara
lain di sebuah kamar seorang bujangan (kamar milik Akhmad) yang menjadi latar
tempat pada babak pertama. Latar tempat selanjutnya adalah di
sebuah kamar milik Ambarita yang menjadi latar tempat pada babak kedua dan
ketiga. Tidak digambarkan secara detail mengenai tata letak properti
panggung untuk menunjang panggung yang ditata menyerupai sebuah kamar.
Hal ini bisa jadi disengaja oleh pengaang untuk memberikan kebebasan kepada
sutradara untuk mengatur sendiri tata letak properti panggung.
b.
Latar Waktu
Latar waktu pada naskah drama “Mak
Comblang” tidak banyak dicantumkan. Hanya pada babak ketiga dapat
diketahui bahwa latar waktunya adalah sore hari seperti yang ada pada kutipan
dialog berikut :
Serabi : Selamat sore, nona Ambar.
Ambar : Oh, selamat datang tuan serabi.
Boleh saya bertanya ... ...
Untuk
latar waktu pada babak pertama dan babak kedua didak tiketahui latar
waktunya. Namun sutradara dapat mengatur sendiri latar waktu sesuai
dengan situasi cerita dalam naskah.
c.
Latar Suasana
Naskah drama “Mak Comblang”
menyajikan suanana penuh kebingunan dan kebimbangan yang dialami tokoh-tokohnya
terutama tokoh Akhmad dan Ambarita. Tokoh Akhamd mengalami kebingungan
yang dilematis pada saat ia dihadapkan pada kenyataan bahwa di usianya yang
matang, ia tak kunjung mempunyai istri. Namun di sisi lain ia tidak mau
repot-repot untuk memiliki istri.
Sedang untuk tokoh Ambarita, ia
juga sangat kebingungan ketika harus memilih calon suami yang dipilihkan Ny.
Eliya. Kebingungan Ambarita bertambah ketika Karim menghasutnya untuk
memilih Akhmad.
4.
Tokoh/penokohan
Ada
pun analisis penokohan atau perwatakan yang ada pada naskah drama “Mak
Comblang” diuraikan secara tokoh pertokoh sebagai berikut :
a. Akhmadin
Akhmad
Akhmad
sebagai tokoh utama tampil sebagai sosok ambtenaar yang tak percaya diri
ketika harus menghadapi sebuah perkawinan. Ia mengkalkulasi materi demi
menutupi sifatnya yang peragu, tidak tetap pendiriannya dan cenderung
membuang-buang kesempatan atas nama harga diri. Akhmad pun dinilai sebagai
orang yang cukup angkuh dengan memamerkan materi dan sangat menyukai
pujian. Hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut :
Akhmad : Jasku yang paling bagus. Yang lain
kurang bagus kwalitetnya bukan ?
Karta :
Oh iya, tuan. Yas tuan yang paling bagus, tuan.
Akhmad : Jadi punyaku yang paling-paling
bagus, ha ?
Karta :
Tak perlu disangsikan lagi, tuan.
Akhmad : Ha, jasku paling bagus. Itu
sebabnya itu tukang jahit tanya sama kau; “Kenapa kau punya tuan suruh bikin
jaas baru dari bahan yang begitu tinggi kwalitetnya ?”. Bukan begitu ?
b. Karta
Sosok
Karta dalam naskah drama ini digambarkan sebagai pembantu atau pelayan bagi
Akhmad. Karta adalah orang yang penurut dan atuh terhadap perintah
majikannya. Hal ini dpat diamati dari dialog-dialog antar tokoh Karta dan
Akhmad. Di mana ketika Akhmad menyuruh atau memanggil, Karta dengan sigap
melaksanakan apa yang diperintah Akhmad.
c. Karim
Sosok
Karim tampil sebagai sahabat Akhmad yang juga sekaligus keluarga dekat dari
Ambarita. Karim mati-matian merayu Akhmad yang peragu untuk segera
menikah. Ia merupakan tokoh mak comblang kedua setelah Ny. Eliya.
d. Ny.
Eliya
Ny.
Eliya merupakan seorang mak comblang yang berusaha menjodohkan Ambarita dengan
enam orang pria sebagai calonnya. Dalam hal ini ia bersaing dengan tokoh Karim
yang berusaha menjodohkan tokoh Ambarita dengan Akhmad. Keduanya bersaing
seperti tim sukses calon kepala daerah yang memperebutkan kursi
kekuasaan. Persaingan di antara mereka pun penuh intrik.
e. Tigor
Tigor
adalah salah satu orang yang dicomblangkan oleh Ny. Eliya. Tigor merupakan
seorang pelaut yang sudah bertandang ke berbagai negara. Ia dapat
dikategorikan sebagai orang yang tidak punya apa-apa karena terdapat kutipan
dialog seperti di bawah ini :
Ambar : Bagaimana rambutnya ?
Eliya : Bagus.
Ambar : Dia punya hidung ?
Eliya : Seperti itulah. Yang jelas, dia
tidak punya apa-apa. Satu tongkatpun. Dia tak punya. Kamarnya telanjang seperti
bayi baru lahir. Tak ada apa-apanya, kecuali sebuah bale-bale reyot.
f. Rd.Tatang
Serabi
Serabi
merupakan salah satu orang yang dicomblangkan oleh Ny. Eliya. Ia adalah
tokoh yang digambarkan sebagai pegawai negeri berkedudukan tinggi (Jaksa) atau
bisa disebut termasuk kaum priyayi. Tubuhnya besar (gendut), namun ia memiliki
rasa kemanusiaan yang besar pula. Namun usianya sudah tidak muda lagi yaitu
kurang lebih 50 tahun.
g. Arjuna
Arjuna
merupakan salah satu orang yang dicomblangkan oleh Ny. Eliya. Ia memiliki
perawakan yang jangkung dan memiliki sifat perfeksionis dalam mencari istri.
Arjuna menginginkan calon istri yang cantik, berpendidikan dan bisa berbahasa
Ingrris, padahal dirinya sendiri tidak bisa berbahasa Inggris. Kutipan yang
mendukung perwatakan Arjuna sebagai berikut :
Eliya : Ada
yang bernama tuan Arjuna. Satu contoh keelokan dengan bibir yang mungil seperti
murbei. “Aku inginkan isteri”, katanya ... “Yang tidak saja cantik, tetapi juga
berpendidikan. Aku mau isteri yang bisa bicara Inggris”. Benar-benar orag
berkebudayaan. Sangat halus dan sangat lemah. Pahanya sebesar tangan gadis.
Tapi dia jangkung.
h. Ambarita
Ruwanti
Ambarita
menjadi tokoh yang menjadi sentral cerita dan menentukan nasib beberapa tokoh
lainnya. Pemikirannya mudah dialihkan cenderung berubah-ubah. Ia mudah
dihasut oleh tokoh lain. Dengan kata lain Ambarita juga merupakan seorang
yang peragu dalam menentukan pilihan. Hal ini tentu saja membuat bingung
tokoh-tokoh yang ingin melamar Ambarita. Seolah-olah mereka dipermainkan
sengaja dijerat masuk kemudian dihempaskan. Sikap Ambarita ini lah yang
menimbulkan konflik.
i.
Arina
Tokoh
Arina yang berperan sebagai bibi dari Ambarita merupakan tokoh pembantu yang
meramaikan cerita. Ia merupakan sosok yang nyinyir dan
materialistik. Arina menginginkan seseorang yang kaya untuk menjadi
pendaamping hidup Ambarita.
10. Siti
Tokoh
Siti dalam naskah drama ini tidak banyak menonjol dan hanya sebagai tokoh
sampingan yang ikut meramaikan cerita. Siti adalah seorang pembantu rumah
tangga yang patuh terhadap perintah majikannya.
5.
Amanat
Amanat
yang terkandung dalam naskah drama “Mak Comblang” antara lain :
a. Belajarlah
menentukan pilihan, karena keraguan menunjukkah ketidakdewasaaan.
b. Berpikir
logis dan singkirkan rasa egois.
c. Kalah
dan menang dalam persaingan itu biasa, yang luar biasa adalah apabila yang
menang maupun yang kalah dapat menempatkan dirinya pada situasi yang adil.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan
analisis struktur naskah drama “Mak Comblang”, dapat ditarik kesimpulan
berdasarkan masing-masing unsur yang membangun cerita dalam naskah drama yang
diuraikan sebagai berikut :
1. Tema
Tema
yang diangkat ke dalam naskah ialah mengenai percintaan yang melibatkan unsur
percomblangan.
2. Dialog
Dialog
menggunakan percakapan lansung antar tokoh secara bergantian. Jika salah
satu tokoh berbicara, maka tokoh yang lain mendengarkan.
3. Peristiwa
atau kejadian
Peristiwa
tau kejadian yang dialami tokoh satu dengan tokoh yang lain dikaitkan sehingga
membentuk sebuah cerita yang berkaitan.
4. Latar
atau seting
Untuk
latar tempat digambarkan jelas oleh naskah meskipun tidak dijelaskan tata letak
properti yang mendukung pada saat di panggung. Latar waktu tidak
dicantumkan oleh pengarang baik melalui teks samping maupun dalam dialog,
terkecuali yang ada ada babak ketiga. Sedangkan latar suasana lebih
cenderung menggambarkan suasana kebingungan dan kebimbangan tokoh-tokohnya.
5. Penokohan
atau perwatakan
Perwatakan
masing-masing tokoh cukup dijelaskan melalui dialog-dialog antar tokoh.
6. Alur
atau plot
Alur
yang digunakan merupakan alur maju.
7. Amanat
Amanat
utamanya adalah “Belajarlah menentukan pilihan, karena keraguan menunjukkah
ketidakdewasaaan.”
DAFTAR PUSTAKA
Agung Nugroho, M.pd. 2014 Powerpoint.
No comments:
Post a Comment