Pemuda Silampari

KARYA KOLASE DARI DAUN KERING

https://drive.google.com/file/d/1zcFIucncHtgPHKP04oUa0kMgjkHs2yQN/view

HASIL KARYA KOLASE SISWA KELAS 3
SD NEGERI 24 LUBUKLINGGAU







https://drive.google.com/file/d/1zcFIucncHtgPHKP04oUa0kMgjkHs2yQN/view








Pada refleksi dwimingguan Lokakarya 5

Pada refleksi dwimingguan ini yaitu Lokakarya 5 membahas tentang Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Murid oleh Afriyadi M CGP Angkatan 6 Kota Lubuklinggau akan merefleksikan dengan menggunakan model 4 F (Fact, Feeling, Finding dan Future).

Fact (Peristiwa) 

Pada lokakarya 5 ini yang di selenggarakan pada SMP 4 Lubuk Linggau saya dan rekan CGP lain melakukan  aktivitas yang sangat luar biasa dan sangat berkesan kami juga mendapatkan Pemahaman yang  bermakna yaitu Menjalankan tahapan inkuiri apresiatif (BAGJA) dimana Guru Penggerak dalam merancang program berorientasi pada kepemimpinan murid (student agency) dengan mengoptimalkan aset yang dimiliki sekolah. Lalu, pada kegiatan lokakarya 5 CGP menghasilkan produk yang dihasilkan, diantaranya: 

    • Rencana tindak lanjut tahapan B (Buat pertanyaan), A (Ambil pelajaran), dan G (Gali mimpi) dari tahapan BAGJA untuk merancang program yang berpihak pada murid.  Secara berkelompok
    • Strategi pelibatan aktor dalam fase gali mimpi. secara berkelompok
    • Rencana program bagian Judul Program atau kegiatan, latar belakang, dan tujuan program. secara individu lalu ditempelkan pada stand yang sudah disediakan lalu CGP lain memberikan masukkan, tanggapan dan pertanyaan

Feeling ( Perasaan ) 

perasaan saya setelah mengikuti lokakarya 5 ini adalah sangat senang karena dapat menambah ilmu dan wawasan serta mindset saya sebagai seorang pendidik bahwasanya murid hendaknya diberikan kesempatan untuk mengembangkan kapasitasnya, minat dan bakatnya dalam mengelola pembelajarannya sendiri sehingga potensi kepemimpinannya berkembang lebih baik serta memperdalam lagi tentang pemahaman BAGJA.

Finding ( Pembelajaran )

Pada mengikuti Lokakarya 5 ini banyak seekali pembelajaran yang saya peroleh antara lain pengelolaan program yang berdampak positif pada murid. Kepemimpinan murid ( student Agency ) merupakan suatu kondisi dimana murid mampu menjadi pemimpin dalam pembelajaran sendiri. Pada saat murid mampu menjadi pemimpin dalam pembelajarannya sendiri maka mereka sebenarnya memiliki suara ( voice ), pilihan ( choice) dan kepemilikan ( ownership). kegiatan lokakarya 5 CGP menghasilkan produk yang dihasilkan, diantaranya, Rencana tindak lanjut tahapan B (Buat pertanyaan), A (Ambil pelajaran), dan G (Gali mimpi) dari tahapan BAGJA untuk merancang program yang berpihak pada murid.  Secara berkelompok, strategi pelibatan aktor dalam fase gali mimpi. secara berkelompok, rencana program bagian Judul Program atau kegiatan, latar belakang, dan tujuan program. secara individu lalu ditempelkan pada stand yang sudah disediakan lalu CGP lain memberikan masukkan, tanggapan dan pertanyaan.

Future ( Penerapan )

Setelah mengikuti Lokakarya 5 ini, saya akan berusaha semaksimal mungkin untuk menerapkan pengelolaan program /kegiatan yang berdampak positif pada murid. Di sekolah dan khususnya di kelas, saya akan mendengarkan suara, pilihan dan kepemilikan murid untuk menumbuhkembangkan kepemimpinan murid. Selain itu akan mencoba menerapkan praktik baik kepada rekan sejawat yang ada di sekolah agar berkolaborasi dalam mengelola program yang telah disepakati. serta menajalankan program yang telah dibuat.

3.1.a.6. Demontrasi Kontekstual - Modul 3.1 Wawancara 1

WAWANCARA BERSAMA

DENGAN KEPALA SEKOLAH DASAR 24 LUBUKLINGGAU

Nama Kepala Sekolah : Salmawati, S.Pd

 

CGP :

Assalamualaikum selamat Siang Ibu Kepala Sekolah

Kepala Sekolah :

Walaikumusalam, selamat Siang Bapak Afri

CGP :

Bagaimana kabarnya hari ini Ibu

Kepala Sekolah :

Alhamdulillah, baik Bapak Afri. Bagaimana dengan bapak Afri sendiri?

CGP :

Alhamdulillah baik Ibu. izinkan saya selaku calon guru penggerak sebelumnya saya ucapkan terima kasih ibu pada kesempatan ini telah menyempatkan waktu untuk dapat besama saya melakukan wawancara dengan perihal tentang pengalaman Ibu sebagai pimpinan atau kepala sekolah mengenai praktik dalam pengambilan keputusan terutama pada kasus-kasus di mana ada nilai-nilai kebajikan yang saling bersinggungan dan kasus-kasus dilema etika yang sama sama benar.

Baik ibu saya akan mulai wawancara ini dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Dalam wawancara yang akan kita laksanakan ini terdapat delapan pertanyaan Ibu, terkait pengalaman dalam pengambilan keputusan yang selama ini Ibu jalankan.

CGP :

Selama ini, bagaimana Ibu dapat mengidentifikasi kasus-kasus yang merupakan dilema etika atau bujukan moral? Perlu diketahui Ibu Dilema Etika itu merupakan situasi yang terjadi ketika seseorang harus memilih antara dua pilihan yang secara moral benar, tetapi bertentangan atau bisa dikatekan benar lawan benar sedangkan Bujukan moral merupakan situasi yang terjadi ketika seseorang harus membuat keputusan antara benar atau salah atau yang biasanya ada pada kondisi benar lawan Salah

Kepala Sekolah :

Jadi selama ini, dalam mengidentifikasi kasus-kasus atau permasalahan yang pernah saya alami yang merupakan dilema etika ataupun bujukan moral. Pertama yang saya lakukan adalah mencari tahu faktanya terlebih dahulu dan apa penyebabnya terjadinya masalah atau kasus tersebut. Jadi setelah kita tahu fakta yang sebenarnya, kita baru dapat mengidentifikasi atau menyelesaikan kasus atau masalah tersebut bisa dikatakan dilema etika atau bujukan moral, seperti itu bapak.

CGP :

Selama ini, bagaimana Ibu menjalankan pengambilan keputusan di sekolah Ibu, terutama untuk kasus-kasus di mana ada dua kepentingan yang sama-sama benar atau sama-sama mengandung nilai kebajikan?

Kepala Sekolah :

Jika ada kasus di mana ada dua Kepentingan yang sama-sama benar pasti yang ibu lakukan untuk mengambil keputusan itu pertama Apakah keputusan yang akan saya ambil ini sudah sesuai dengan aturan, supaya jangan sampai keputusan itu malah menjadi tanpa kita sadari itu menyalahi aturan yang berlaku. Setelah itu, yang kedua pasti saya akan memusyawarahkan terlebih dahulu juga bersama teman-teman guru lain sebelum saya mengambil sebuah keputusan

CGP :

Langkah-langkah atau prosedur seperti apa yang biasa Ibu lakukan selama ini?

Kepala Sekolah :

Dalam Hal apa itu bapak?

CGP :

Dalam hal suatu pengambilan keputusan ibu.

Kepala Sekolah :

Seperti yang Ibu sampaikan tadi langkah-langkahnya pasti yang pertama kita cari faktanya dulu kemudian kita cari tahu apakah nantinya ini kasus ini untuk mengambil keputusannya itu menyalahi aturan atau tidak nah jika kita sudah bisa tahu itu kita bisa memutuskan dengan mengajak rekan-rekan guru kalau ini berkaitan dengan permasalahan sekolah pasti menangkan dulu wajib tahu dan kita memusyawarahkan terlebih dahulu di mana dalam musyawarah ini kita akan sebelum memutuskan harus mengetahui juga Apa dampak dari keputusan yang kita ambil baik Terima kasih Bu ya

CGP :

Hal-hal apa saja yang selama ini Ibu anggap efektif dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema etika?

Kepala Sekolah :

Pasti dengan cara musyawarah. Musyawarah dengan guru dan staff di sekolah karena ini keputusan ini harus untuk menyangkut kepentingan bersama atau musyawarah mufakat bapak.

 

CGP :

Hal-hal apa saja yang selama ini merupakan tantangan dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema etika?

Kepala Sekolah :

Tantangan itu pasti ada ya Pak, apalagi kita selaku seorang pemimpin di mana kita harus mengambil keputusan yang nantinya bisa diterima oleh semua pihak. Namun, pasti ada dilema etika ataupun bujukan moral  yang dimaksud dalam perihal ini. tantangannya pasti dalam hal perasaan. Perasaan diri kita sendiri sebagai seorang pemimpin. Karena jujur, saya pasti memikirkan membuat keputusan ini apakah dampaknya bagi yang terjadi dalam kasus yang ingin diselesaikan bagaimana apakah sudah bisa memenuhi keinginan semua orang atau belum. Jadi,  perasaan pasti tantangan yang utama.

CGP :

Apakah Ibu memiliki sebuah tatakala atau jadwal tertentu dalam sebuah penyelesaian kasus dilema etika, apakah Ibu langsung menyelesaikan di tempat, atau memiliki sebuah jadwal untuk menyelesaikannya, bentuk atau prosedur seperti apa yang Anda jalankan?

Kepala Sekolah :

Tergantung situasi dan kondisinya pak. Karena kita tidak pernah bisa mengetahui  kasus yang akan terjadi kita tidak bisa prediksi seperti itu tetapi bila ada laporan ada kasus dan itu dilihat ini termasuk kasus ringan bisa diselesaikan di tempat hari ini juga tetapi jika ada kasus yang melibatkan banyak orang itu kita harus membuat jadwal misalnya kita mengadakan itu selaku pimpinan pasti menentukan jadwalnya untuk menyelesaikan kasus ini supaya kita bisa duduk bersama dan bisa mencari solusi yang tepat untuk menyelesaikan kasus tersebut.

CGP :

Adakah seseorang atau faktor-faktor apa yang selama ini mempermudah atau membantu Ibu dalam pengambilan keputusan dalam kasus-kasus dilema etika?

Kepala Sekolah :

Pasti ada bapak. Ada yang kita jadikan panutan, kita bisa lihat dari kita mengenal seseorang yang kita tahu karakter orang tersebut. Contohnya panutannya itu adalah guru senior atau bahkan guru junior atau guru baru yang memang sudah inovatif dan mungkin berpengalaman dan bahkan juga kita ada panutan dari rekan-rekan sesama Kepala Sekolah di mana kita bisa sharing-sharing tentang hambatan-hambatan yang terjadi di sekolah.

CGP :

Dari semua hal yang telah disampaikan, pembelajaran apa yang dapat Ibu petik dari pengalaman Ibu mengambil keputusan dilema etika?

Kepala Sekolah :

Jadi pembelajaran yang bisa saya petik dari pengalaman yang menyangkut tentang pengambilan keputusan pastinya dalam menyelesaikan sebuah kasus atau permasalahan dilema etika kita jangan terburu-buru membuat keputusan. Kita harus cari tahu dulu fakta sebenarnya penyebab terjadinya kasus tersebut kemudian kita dalam menyelesaikan kasus jangan langsung mengambil keputusan sendiri tetapi ajaklah semua secara bersama bermusyawarah untuk mendapatkan keputusan bersama yang nantinya bisa dijalankan oleh semua pihak jadi itu.

CGP :

Terima kasih Bu ya, sudah bersedia saya wawancarai mengenai bagaimana ibu dalam hal pengambilan keputusan yang selama ini Ibu jalankan terutama untuk kasus-kasus yang di dalamnya terdapat nilai-nilai kebajikan yang saling bertentangan atau persipungan ataupun kasus-kasus yang sama-sama. Terima kasih juga dan kesempatanya

Kepala Sekolah :

Sama-sama bapak.

CGP :

Assalamualaikum Ibu

Kepala Sekolah :

Walaikumusalam.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Jurnal Refleksi Mingguan Modul 3.1 tentang kegiatan Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin

 

Jurnal Refleksi Mingguan Modul 3.1 tentang kegiatan Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin Oleh Afriyadi M Calon Guru Penggerak (CGP) Angkatan 6 dari Kota Lubuklinggau Menggunakan Model 4F

Facts (Peristiwa)

Pada minggu ini kita memasuki pembelajaran paket modul 3 dimulai dengan modul 3.1 yang membahas tentang “ pengembalian keputusan sebagai pemimpin pembelajaran”  materi pada Modul 3.1  ini adalah hal yang baru saya pelajari dan tentu ini merupakan informasi penting yang dapat menambah pengetahuan saya sebagai guru di sekolah. di mana dalam rangkaian kegiatan pembelajaran pada modul ini diantaranya mulai dari diri, eksplorasi konsep,  ruang kolaborasi kelompok dan presentasi, demonstrasi kontekstual, elaborasi pemahaman koneksi antar materi dan aksi nyata.

Banyak pengalaman dan pembelajaran yang baru dapat di awal pembelajaran modul ini kesulitan yang saya hadapi diantaranya saya kesulitan memahami isi dari modul 3.1 ini tetapi dengan bantuan fasilitator dan rekan-rekan cgv lainnya membaca sumber-sumber yang ada demi sedikit saya mulai memahami alur dari isi modul ini.


Feelings (Perasaan)

Perasaan saya saat mempelajari modul ini yaitu merasa tertantang untuk dapat mempelajari lebih dalam lagi agar dapat memahami isi modul dengan lebih baik karena ini masih di proses mulai dari diri sampai eksplorasi konsep saya juga masih  bingung mungkin pada saat diskusi kelompok nanti bisa menambah penjelasan yang lebih lengkap lagi dari rekan sejawat maupun fasilitator dan akhirnya dapat memperbaiki pemahaman saya pada pembelajaran modul 3.1 ini.


Findings (Pembelajaran)

Pembelajaran yang saya pelajari pada modul ini diantaranya

1.      Membedakan Dilema etika Dilema dengan bujukan moral mengidentifikasi jenis-jenis Dilema berdasarkan 4 paradigma.

2.      Memahami 4 paradigma Dilema etika yang membuat inferensi atau kesimpulan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.

3.      Menyadari bahwa pada diri kita sudah tertanam prinsip-prinsip tanpa kita menyadari yang akhirnya menentukan kecenderungan seseorang dalam mengambil keputusan.

4.      Mempertanyakan pemahaman tentang prinsip pengambilan forum diskusi langkah-langkah pengambilan dan pengujian keputusan menerapkan 9 langkah-langkah pengambilan dan pengujian keputusan dalam situasi Dilema etika yang dihadapi seseorang serta mendiskusikan langkah pengambilan dan pengujian tersebut.

 


Future (Penerapan)

Setelah mempelajari modul ini walaupun baru mempelajari mudali dari diri dan eksplorasi konsep yang berisi tentang pembahasan akan fokus kepada keterampilan seseorang pemimpin dalam  mengemban salah satu perannya yaitu mengambil suatu keputusan, khususnya pada kasus-kasus yang berkaitan dengan nilai-nilai kebajikan atau etika, saya akan mulai mencoba menerapkan langkah-langkah pengembalian dan pengujian keputusan dengan  menerapkan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan dalam situasi Dilema etika yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari di sekolah. Selain itu pengalaman dalam pembelajaran pada modul ini juga tentunya dapat saya terapkan kepada rekan kerja saya di lingkungan sekolah yaitu pada kasus-kasus yang mengandung nilai etika untuk dapat menemukan keputusan yang paling tepat untuk menyelesaikan masalah. 

 

JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.1 FILOSOFI PENDIDIKAN KI HADJAR DEWANTARA

 Dibawah ini adalah hasil reflesi yang telah saya lakukan :


1. Facts (Peristiwa)

Puji syukur saya ucapkan Kehadirat Allah SWT karena atas ijin-Nya dinyatakan lolos untuk mengikuti Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 6. Pada hari Rabu pukul 11.00 WIB tepatnya tanggal 24 Agustus 2022 CGP Angkatan 6 resmi dibuka oleh Kemendikbudristek yaitu Bapak Nadiem Makarim,B.A.,M.B.A. dan Dirjen GTK melalui Youtube Ditjen GTK Kemdikbud RI yang diikuti CGP Angkatan 6 se Indonesia.

Pembukaan juga diisi oleh Bapak Reisky Bestary sebagai Kepala Balai Guru Penggerak. Beliau menyampaikan bahwa selama mengikuti diklat guru penggerak diharap para CGP jangan sampai berhenti di tengah jalan karena Bapak/Ibu adalah guru-guru pilihan. Jangan dijadikan alasan karena kendala-kendala yang dapat menghambat proses belajar.

Setelah mengikuti serangkaian acara di Channel Youtube Ditjen GTK Kemdikbud RI, saya dan seluruh CGP Angkatan 6 wajib mengikuti kegiatan-kegiatan serta pelatihan-pelatihan yang ada di LMS mulai dari mempelajari modul 1.1. tentang Mulai Dari Diri dan Eksplorasi Konsep di forum diskusi yang dipimpin oleh fasilitator. Kemudian ada ruang kolaborasi, di mana setiap CGP berkolaborasi bersama kelompoknya masing-masing.

Pada tanggal 3 September 2022 diadakan lokakarya orientasi melalui GMeet dari pukul 08.00 s.d. 16.00 WIB. Dalam kegiatan ini diundang juga pengawas dan Kepala sekolah tempat CGP mengajar. Dengan diikutsertakannya Kepala Sekolah dalam lokakarya tersebut alangkah bahagianya hati saya karena Beliau mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang perjalanan Pendidikan Guru Penggerak sehingga diharapkan dapat memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi kepada saya sehingga saya dapat melaksanakan Pendidikan Guru Penggerak ini dengan baik. Pada kenyataannya kegiatan lokakarya orientasi lebih banyak berinteraksi dengan Pengajar Praktik dan teman-teman sekelompok yang terdiri dari 3-4 CGP.

Dalam komunikasi video ini kami benar-benar fokus menggali dan memperluas wawasan kami tentang mengenali siapa saya, apa yang belum dan sudah ada pada diri saya serta mengerjakan 5 LK dan mendiskusikannya untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam. Dengan bimbingan Ibu Mariska Kurnia Putri selaku Pengajar Praktik saya merasa lokakarya orientasi ini menjadi sangat menyenangkan sehingga waktu yang cukup lama tersebut menjadi tidak terasa. Kegiatan dimulai dengan membuat kesepakatan kelas, kemudian mempresentasikan harapan menjadi CGP melalui modle. Beliau juga meminta kami membuat google site sebagai wadah guru penggerak yang nantinya siap berbagi praktik baik bagi guru-guru yang lain.

Kurang lebih selama dua minggu, kami belajar mandiri melalui LSM yang dirancang dengan sangat "friendly user", sehingga para CGP tidak susah untuk mengeksplore fitur-fitur yang ada di dalam LMS itu sendiri. Kegiatan demi kegiatan dilaksanakan hingga kami diharuskan membuat karya berupa demonstrasi konstektual.

Pada hari Jumat, tanggal 9 September 2022, diadakan kegiatan Elaborasi Pemahaman bersama Instruktur Ibu Ani Suparti melalui G-meet. Instruktur memberikan asupan ilmu tentang pemahaman yang sangat mendalam mengenai konsep Filosofi KHD dan penerapannya pada konteks lokal sosial budaya yang dikaitkan dengan daerah kami Kota Lubuklinggau

Belajar, belajar dan terus belajar sehingga kami ditugaskan untuk membuat modul itu dalam bentuk grafik, infografis, blogspot, video, dll berupa modul koneksi antar materi, kesimpulan dan refleksi pemikiran Ki Hajar dewantara. Dan saya memilih membuat video

2. Feeling (Perasaan)

Selama kurang lebih dua minggu saya mengikuti program pendidikan CGP, banyak sekali hal yang saya rasakan. senang, haru, bahagia, semua bercampur menjadi satu dengan keinginan dan motivasi yang kuat untuk dapat menyelesaikan Program Guru Penggerak ini. Keseluruhan perasaan tersebut saya ibaratkan juga dengan apa yang dialami oleh peserta didik saya.

Banyak ilmu yang saya dapatkan selama menjalani proses ini, bagaimana menjadi guru yang seharusnya, bagaimana memerdekakan anak, upaya apa yang harus dilakukan, dll. Keseluruhan rangkaian yang ada di dalam LMS membuat saya merasakan bahwa apa yang saya miliki tentang Pendidikan sangat jauh dari yang diharapkan dengan tujuan Ki Hajar Dewantara.

Betapa hebatnya sososk Ki Hajar Dewantara yang mengatakan bahwa kita harus memanusiakan manusia, sehingga murid dapat mencapai kodrat alam, namun juga tetap selalu membuka mata untuk setiap hal positif di luaran sana (kodrat zaman) sehingga anak didik kita dapat merasakan kebahagiaan dan keselamatan sejati.

3. Findings (Pembelajaran)

Dari pembelajaran ini saya menemukan hal-hal yang kurang saya pahami sebelumnya yaitu tentang filosofis Ki Hajar Dewantara. Saya mendapat ilmu-ilmu baru yang sangat saya perlukan untuk meningkatkan kompetensi saya sebagai seorang pendidik. Melalaui 6 Dasar pemikiran ki hajar Dewantara saya merasa mendapat bekal yang tidak ternilai harganya.

Sebagai seorang pendidik saya harus menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat dengan mengacu pada trilogi pendidikan yaitu ing ngarso sung tulodo, ing madya mangun karso dan tut wuri handayani.

Saya menyadari bahwa anak memiliki kodrat merdeka, merdeka batin adalah pendidikan sedangkan merdeka lahir adalah pengajaran. Dua hal yang saling bergantug satu sama lain. Oleh karena itu saya harus memberikan kemerdekaan kepada anak-anak untuk menyelesaikan tugas-tugasnya sesuai dengan minat, bakat , dan kreatifitasnya sebab manusia merdeka adalah manusia yang hidupnya tidak tergantung pada orang lain, akan tetapi bersandar atas kekuatan sendiri.

Sebagai pendidik saya harus senantiasa menghamba kepada anak atau dengan kata lain berpihak pada mereka. Saya juga harus memandang murid bukanlah kertas yang bisa digambar sesuai kemauan saya, karena mereka lahir dengan kodrat yang samar. Tugas kita adalah menebalkan garis-garis samar itu agar dapat memperbaiki lakunya untuk menjadi manusia seutuhnya sesuai dengan tujuan pendidikan yang sebenarnya.

Menerapkan budi pekerti yang luhur merupakan keharusan yang tidak terbantahkan dengan cara mengintegrasikan setiap proses pembelajaran dengan pencapaian profil pelajar Pancasila yaitu beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri , bernalar kritis dan kreatif.

Seorang pendidik diibaratkan seorang petani yang akan menghasilkan tanaman-tanaman berkualitas. Untuk itu, petani harus memulai dari penggarapan tanah, menanam benih, merawat dan memberi pupuk, memantau, membuang hama-hama yang dapat merusak tanaman sehingga menghasilkan tanaman yang bermanfaat bagi manusia.

4. Future (Penerapan)

Saya akan melakukan hal terbaik dalam proses pembelajaran saya dikelas, agar tujuan pendidikan bisa tercapai dengan baik. Banyak hal yang akan saya benahi, karena saya sadar selama ini yang saya lakukan jauh dari kata sempurna jika dikaitkan dengan filosofis pemikiran Ki Hajar Dewantara . Pembelajaran yang berpusat pada guru harus segera diganti dengan pembelajaran yang berpusat pada murid, agar tercipta interaktif yang menyenangkandidalam kelas. Memberi kebebasan kepada anak-anak untuk menggali potensi yang dimilikinya harus terjadi dalam proses pembelajaran agar mereka menemukan jati dirinya sehingga menjadi manusia seutuhnya.

Mengarahkan bukan lagi hal yang perlu dipertahankan tetapi kita harus merubahnya dengan menuntun peserta didik agar kodrat alam yang dimilikinya sejak lahir bisa berkembang kearah yang lebih baik dan kodrat zaman dimana mereka hidup saat ini bisa mereka dapatkan sehingga akan mempermudah mereka dalam mengatasi persoalan hidupnya dimasa kini ataupun masa mendatang.

Sekian paparan saya dalam refleksi Dwimingguan Pendidikan Calon Guru Penggerak.


Salam Guru Penggerak!

REFLEKSI DIRI LATIHAN COACHING

 Tabel 4

REFLEKSI DIRI LATIHAN COACHING


Nama CGP:  AFRIYADI M



Refleksi Diri

  • Apa yang sudah berjalan dengan baik selama percakapan?

  • Apa yang masih perlu diperbaiki/ditingkatkan?

  • Apa yang Bapak/Ibu lakukan untuk tetap dalam kondisi presence (kehadiran penuh) sebelum dan saat melakukan coaching?

  • Apa yang akan Bapak/Ibu lakukan untuk memperbaiki/meningkatkannya?


Tuliskan Hasil Refleksi Anda:



  1. Percakapan sudah berjalan baik, repon coachee sudah baik. Dan terjadi gayung bersambut

  2. Lebih dalam lagi dalam memahami coachee agar bisa heart to heart

  3. Saya melakukan gesture seperti mengangguk, ikut tersenyum, dan juga merespon pernyataan-pernyataan dengan mengangguk, dengan suara-suara seperti, Ok, oh gitu, heemmm, baik lah,

  4. Mencoba untuk menggali dengan ke akraban agar coache leluasa bercerita. Ke akraban seperti dengan gaya santai, gesture tidak menghardik/menghakimi serta banyak untuk bertanya mendalami apa yang jadi permasalahan dari coachee



Tuliskan Umpan Balik dari Coachee Anda:

Pertanyaan untuk coachee: Apa yang Anda rasakan pada saat dicoaching?



  1. Merasa terbantu

  2. Menumbuhkan Ide dalam pernyelesaian masalah dari coachee sendiri

  3. Pembicaraan dan suasana nyaman dan santai

  4. Tidak merasa terhakimi








Aksi Nyata Modul 1.4

 Luar biasa

 

Pada Pendidikan Guru Penggerak Modul 1.4 ini membahas tentang budaya positif yang mempunyai beberapa bagian diantarnya : 

2.1. Disiplin Positif dan Nilai-nilai Kebajikan Universal

Tujuan pembelajaran:

    • CGP dapat menjelaskan  makna ‘kontrol’ dari paparan Teori Kontrol Dr. William Glasser serta miskonsepsi yang terjadi di kehidupan sehari-hari, serta dapat menjelaskan perubahan paradigma stimulus respon kepada teori kontrol.
    • CGP dapat menjelaskan makna Disiplin Positif, dan mengamati penerapannya di lingkungannya, serta kaitan Teori Kontrol dengan 3 Motivasi Perilaku Manusia.
    • CGP menjelaskan pentingnya memilih dan menentukan nilai-nilai kebajikan yang akan diyakini dan disepakati seluruh warga sekolah, sehingga kelak tercipta sebuah budaya positif. 

2.2. Teori Motivasi, Hukuman dan Penghargaan, Restitusi 

Tujuan Pembelajaran:

    • CGP dapat menjelaskan dan menganalisis Teori Motivasi dan Motivasi Intrinsik yang dituju, serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari di lingkungannya.
    • CGP dapat menjelaskan konsep hukuman dan penghargaan, dan  konsep pendekatan restitusi.
    • CGP dapat melakukan pengamatan dan peninjauan atas praktik penerapan konsep-konsep tersebut di lingkungannya sendiri.

2.3. Keyakinan Kelas

Tujuan Pembelajaran Khusus:

    • CGP dapat menganalisis pentingnya memiliki keyakinan sekolah/kelas sebagai fondasi dan arah tujuan sebuah sekolah/kelas, yang akan menjadi landasan dalam memecahkan konflik atau permasalahan di dalam sebuah sekolah/kelas.
    • CGP dapat menjelaskan proses pembentukan dari peraturan-peraturan beralih ke keyakinan kelas. 
    • CGP akan dapat berpikir kritis, kreatif, reflektif, dan terbuka dalam menggali nilai-nilai yang dituju pada peraturan yang ada di sekolah mereka masing-masing.

2.4. Kebutuhan Dasar Manusia dan Dunia Berkualitas

Tujuan Pembelajaran Khusus:   

    • CGP dapat menjelaskan kebutuhan dasar yang menjadi motif dari tindakan manusia baik murid maupun guru 
    • CGP dapat menganalisis dampak tidak terpenuhinya kebutuhan dasar terhadap pelanggaran peraturan dan tindakan yang tidak sesuai dengan nilai kebajikan 
    • CGP dapat mengidentifikasi peran dan sekolah guru dalam upayanya menciptakan lingkungan belajar dan pemenuhan kebutuhan anak yang beragam.

2.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol

Tujuan Pembelajaran Khusus:

    • CGP dapat melakukan refleksi atas praktik disiplin yang dijalankan selama ini dan dampaknya untuk murid-muridnya.
    • CGP dapat menerapkan disiplin restitusi di posisi Manajer, minimal pemantau agar dapat menghasilkan murid yang bertanggung jawab, mandiri dan merdeka.
    • CGP dapat menganalisis secara kritis,  reflektif, dan terbuka atas penemuan diri yang didapatkan dari mempelajari 5 posisi kontrol.

2.6. Restitusi - Segitiga Restitusi

Tujuan Pembelajaran Khusus:   

    • CGP menjelaskan restitusi sebagai salah satu cara menanamkan disiplin positif pada murid sebagai bagian dari budaya positif di sekolah.
    • CGP dapat menerapkan restitusi dalam membimbing murid berdisiplin positif agar menjadi murid merdeka.
    • CGP dapat menganalisis dengan sikap reflektif dan kritis penerapan disiplin positif di lingkungannya. 

Banyak pembelajaran yang dapat diimplementasikan kepada sesame guru dan peserta didik ditambah dengan pengalaman-pengalaman guru satu forum LMS dari Kota Lubuklinggau dan Kabupaten Pali yang di fasilitatator oleh Ibu Alfatiah yang selalu memberi dukungan, pengingat dan motivasi untuk selalu bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas Calon Guru Penggerak Angkatan 6 ini.

 

Saya telah melakukan skenario kegiatan praktik segitiga Restitusi

Pada Link Youtube:  https://youtu.be/FBfM_4TJEYU

 

Serta membuat kegiatan Keyakinan Kelas pada kelas saya :







Link Video Keyakinan Kelas pada kelas saya

Pada Link Youtube: https://youtu.be/sNOFXlnQyN4



Setelah mengimplementasikan konsep-konsep inti dalam modul Budaya Positif di lingkungan kelas saya, sesuai yang dibuat di tahap Koneksi Antarmateri, dan saya juga membagikan pemahaman dan pengalaman dalam menerapkannya kepada rekan-rekan saya.





Materi Bisa di Download : 

Klik : Materi Budaya Positif untuk dipresentasikan